Bekal Dalam Sebuah Kapal
Pada tahun 1845, ekspedisi Franklin yang sial berlayar dari Inggris
untuk menemukan suatu terusan yang melewati Laut Artik.
Awak kapal mengisi dua kapal layar mereka dengan banyak barang
yang tidak mereka perlukan: perpustakaan yang terdiri dari 1.200 buku,
keramik terbaik dan peralatan makan yang terbuat dari perak murni,
dengan inisial setiap perwira yang diukir pada setiap pegangannya.
Yang mengherankan, setiap kapal hanya membawa persediaan
batubara cadangan untuk mesin uap yang cuma cukup untuk 12 hari.
Kapal terjebak di padang es yang beku dan sangat luas.
Setelah beberapa bulan, Lord Franklin tewas.
Anak buahnya memutuskan untuk menyelamatkan diri dalam kelompok-kelompok kecil,
namun tak ada satupun yang selamat.Ada suatu cerita yang sangat menyedihkan.
Dua perwira menarik sebuah kereta salju besar sejauh 104.585 km
melewati es yang berbahaya.
Pada saat regu penyelamat menemukan jasad perwira tersebut,
mereka menemukan bahwa kereta salju itu hanya berisi meja perak.
Mereka membuka jalan bagi kematian mereka sendiri
dengan membawa barang yang tidak mereka perlukan.
Tapi, bukankah kita kadang kala melakukan hal yang sama?
Kita pun menyeret beban yang tidak kita perlukan dalam kehidupan, bukan?
Pikiran-pikiran jahat menghalangi kita.
Kebiasaan-kebiasaan buruk merongrong kita.
Ketidakrelaan yang tidak kita lepaskan.
Minggu, 31 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar