Minggu, 31 Januari 2010

BELAJAR MENAKLUKAN DIRI SENDIRI

Dalam hidup ini, bahagia tidaknya kita, kita sendiri yang akan menentukan.
Hanya karena kebodohan, kita dibayangi oleh rasa kekhawatiran
dan rasa takut yang sebenarnya tidak perlu ada.

Berhati lurus adalah menjaga hati dan pikiran agar tidak mudah goyah oleh godaan.
Bagi yang berkepribadian lemah dan berjiwa rapuh akan mudah tergoda
pada kesenangan duniawi.

Mata kita hanya melihat benda-benda yang indah,
telinga kita hanya akan mendengar suara yang merdu,
dan lidah hanya mau mencicipi makanan yang lezat.
Tubuh menjadi manja, dan pikiran mengembara ke mana-mana
tanpa dapat dikendalikan.

Orang bijak mengatakan bahwa perang yang tidak ada habisnya adalah perang
melawan diri sendiri. Musuh yang paling sulit ditaklukkan adalah diri sendiri.

Hati yang bercabang ibarat kuda yang lepas dari kendali. Karena itu
kita harus menjaga keseimbangan hati dan pikiran kita. Hindari pikiran yang menyesatkan, karena nantinya akan menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri.

Bila kita ingin menuai benih kebahagiaan, taburlah benih kebaikan.
Kita mulai dengan menanam bibit-bibit kebaikan, mencabut rumput-rumput ketamakan, kebencian, iri hati, mengairinya dengan ketabahan dan kemurahan hati,
serta menyuburkannya dengan memberi pupuk perilaku yang berbudi.
Dengan begitu, sudah sepantasnya kita menikmati hasil panen yang memuaskan.

KISAH CINTA SEJATI LANGIT DAN LAUT

Dahulu kala, langit dan laut saling jatuh cinta.
Mereka sama-sama saling menyukai satu sama lain.
Saking sukanya laut terhadap langit, warna laut sama dengan langit.
Saking sukanya langit terhadap laut, warna langit sama dengan laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan
"aku cinta padamu" ke telinga langit. Setiap langit mendengar bisikan penuh cinta laut pun,
langit tidak menjawab apa-apa, hanya tersipu-sipu malu wajahnya semburat kemerahan.

Suatu hari, datang awan... Begitu melihat kecantikan si langit, a
wan seketika itu juga jatuh hati terhadap langit.
Tentu saja langit hanya mencintai laut, setiap hari hanya melihat laut saja.
Awan sedih tapi tak putus asa, mencari cara dan akhirnya menemukan akal bulus.
Awan mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup
ke tengah-tengah langit dan laut,
menghalangi pandangan langit dan laut terhadap satu sama lain.

Laut merasa marah karena tidak bisa melihat langit, sehingga
dengan gelombangnya laut berusaha menyibak awan yang mengganggu pandangannya.
Tapi, tentu saja, tidak berhasil. Lalu datanglah angin yang sejak dulu
mengetahui hubungan laut dan langit. Angin merasa harus membantu mereka
menyingkirkan awan yang mengganggu. Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan.
Awan terbagi-bagi menjadi banyak bagian, sehingga tidak bisa lagi melihat langit dengan jelas, tidak bisa lagi berusaha mengungkapkan perasaan terhadap langit.
Sehingga ketika merasa tersiksa dengan perasaan cinta terhadap langit,
awan menangis sedih.

Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak terpisahkan.
Kita juga bisa melihat di mana mereka menjalin kasih.
Setiap memandang ke ujung laut,
di mana ada satu garis antara laut dan langit,
di situlah mereka sedang pacaran.

kesabaran untuk belajar

Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli permata dan menyatakan maksudnya
untuk berguru. Ahli permata itu menolak pada mulanya, karena dia kuatir anak muda itu
tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga akhirnya ahli permata itu menyetujui permintaannya.
"Datanglah ke sini besok pagi." katanya.

Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan sebuah batu berlian
di atas tangan si anak muda dan memerintahkan untuk menggenggamnya.
Ahli permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu
sendirian sampai sore.

Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruh anakmuda itu menggenggam
batu yang sama dan tidak mengatakanapa pun yang lain sampai sore harinya.
Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan kelima.
Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya,
"Guru, kapan saya akan diajarkan sesuatu?"
Gurunya berhenti sejenak dan menjawab,
"Akan tiba saatnya nanti," dan kembali meneruskan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa frustrasi.
Ahli permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke tangan pemuda itu.
Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan semua kekesalannya,
tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak muda itu langsung berkata,
"Ini bukan batu yang sama!" "Lihatlah, kamu sudah belajar," kata gurunya.

Renungan :
Hidup mengajari kita secara diam-diam.
Semakin kesal kitapada hidup ini semakin jauh kita darinya.
Tiada yang lebihbaik kita lakukan pada hidup ini selain kita belajar dengan sabar
untuk menerima apa adanya.

BEKAL DALAM SEBUAH KAPAL

Bekal Dalam Sebuah Kapal

Pada tahun 1845, ekspedisi Franklin yang sial berlayar dari Inggris
untuk menemukan suatu terusan yang melewati Laut Artik.
Awak kapal mengisi dua kapal layar mereka dengan banyak barang
yang tidak mereka perlukan: perpustakaan yang terdiri dari 1.200 buku,
keramik terbaik dan peralatan makan yang terbuat dari perak murni,
dengan inisial setiap perwira yang diukir pada setiap pegangannya.
Yang mengherankan, setiap kapal hanya membawa persediaan
batubara cadangan untuk mesin uap yang cuma cukup untuk 12 hari.

Kapal terjebak di padang es yang beku dan sangat luas.
Setelah beberapa bulan, Lord Franklin tewas.
Anak buahnya memutuskan untuk menyelamatkan diri dalam kelompok-kelompok kecil,
namun tak ada satupun yang selamat.Ada suatu cerita yang sangat menyedihkan.
Dua perwira menarik sebuah kereta salju besar sejauh 104.585 km
melewati es yang berbahaya.
Pada saat regu penyelamat menemukan jasad perwira tersebut,
mereka menemukan bahwa kereta salju itu hanya berisi meja perak.

Mereka membuka jalan bagi kematian mereka sendiri
dengan membawa barang yang tidak mereka perlukan.
Tapi, bukankah kita kadang kala melakukan hal yang sama?
Kita pun menyeret beban yang tidak kita perlukan dalam kehidupan, bukan?
Pikiran-pikiran jahat menghalangi kita.
Kebiasaan-kebiasaan buruk merongrong kita.
Ketidakrelaan yang tidak kita lepaskan.

Minggu, 24 Januari 2010

SEMANGAT

Selalu menginggatkan untuk Semangat!!!
Bahwa dalam hidup kita banyak hal-hal besar ataupun kecil yang menunggu utk ditemukan.
Galilah

Selamat Pagi

Memberi keceriaan di pagi Anda, hadir kisah-kisah yang semoga bisa memberikan inspirasi, motivasi dan semangat bagi kehidupan hebat Anda.